The Ciputra Way, Praktik Terbaik Menjadi Entrepreneur Sejati


Penulis: Andrias Harefa dan Eben Ezer Siadari

Penerbit: Elexmedia Komputindo, 2006
Deskripsi: Potret dan rekonstruksi pikiran dan pengalaman Ciputra sebagai entrepreneur yang terutama ditujukan kepada orang-orang muda calon entrepreneur dan para entrepreneur pemula. Buku ini dikerjakan dengan bahan utama wawancara dengan Ciputra dengan dukungan data dan dokumen pendukung tertulis lainnya. Buku ini telah memasuki cetakan ke-11.

Berikut ini adalah artikel di harian Bisnis Indonesia, 30 Juli 2006 tentang buku ini:

Buku Kecil Kisah Raja Properti

Membicarakan geliat bisnis properti dalam negeri tidak akan bisa melepaskan diri untuk tidak menyebut nama Presiden Komisaris PT Ciputra Development Tbk, Ciputra.

Sukses Ciputra sejak awal memang bermula dari sekadar jualan gagasan, kerja keras, optimisme, dan rajin membina relasi sehingga mampu menjadi salah satu raksasa pengembang.

Hingga kini sudah 22 kota baru di berbagai kota besar mendapat sentuhan tangannya. Perusahaan binaan Ciputra dapat dilihat di pasar dalam bentuk perumahan low rise ataupun high rise, mal, hotel, lapangan golf, perkantoran, rumah sakit, rumah ibadah, resor yang tersebar di dalam dan luar negeri.

Lalu apa yang bisa dipetik dari perjalanan hidup Ciputra hingga menjadi salah satu bos besar pengembang? Jawabannya ada di buku kecil seukuran saku setebal 162 halaman ini.

Kalau dikatakan untuk menjadi entrepereneur harus dari keluarga kaya maka Ciputra pantas menjawab tidak! dengan garis tebal, sebab dia bukan terlahir dari keluarga pengusaha.

Ciputra kecil atau Tjie Tjin Hoan malah berasal dari keluarga sederhana di desa kecil Parigi, Sulteng. Ketika berusia 12 tahun, dia malah sudah kehilangan ayahnya yang meninggal di tahanan tentara pendudukan Jepang karena tuduhan palsu dianggap mata-mata Belanda.

Demi mendapatkan masa depan yang lebih baik, bebas kemiskinan dan kemelaratan. anak bungsu dari tiga bersaudara dari keluarga Tjie Siem Poe itu kembali ke bangku sekolah walau terlambat. Ciputra baru masuk kelas 3 SD pada usia 12 tahun.

Kalau dikatakan untuk menjadi pengusaha diperlukan modal besar. Lagi-lagi Ciputra akan menggeleng dengan tegas. Dia merintis usaha pengembang sejak kuliah di tingkat IV jurusan arsitektur ITB.

Modal ide

Usaha yang berkantor di sebuah garasi itu dilakukannya dengan dua teman kuliahnya untuk menutup biaya hidup yang tidak dapat disediakan ibunya dan demi persiapan masa depan. Artinya, usaha itu dilakukan tanpa modal yang mencukupi.

Bahkan saat itu dia harus menanggung hidup orang lain yaitu Dian Sumeler, yang dinikahinya. Perkenalannya dengan Dian diawali ketika Ciputra sekolah SMA di Manado usai lulus dari tingkat SMP di Gorontalo.

Selepas lulus dari ITB pada 1960, Ciputra berhasil meyakinkan Gubernur DKI-ketika itu-Soemarno untuk mendirikan perusahaan patungan dengan dirinya dan pihak swasta lain, yaitu PT Pembangunan Jaya.
Ketika itu sesungguhnya dia hanya memiliki gagasan. Tidak sebidang tanah atau modal dia miliki. Hanya ide yang dia miliki untuk dijual pada para pemilik modal dan Pemda DKI Jakarta yang kemudian berkongsi mendirikan PT Pembangunan Jaya.

Hal yang sama dilakukan anak dari keluarga sederhana di desa kecil Parigi, Sulteng itu saat menggagas Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) yang pada masa itu daerah Ancol dikenal sebagai kawasan ‘jin buang anak’.

Meski sukses di PT Pembangunan Jaya, Ciputra tidak juga puas jiwa pengusaha selalu menuntut kemandirian. Untuk itu di usia 40 tahun dia mendirikan PT Metropolitan Development pada 1971.

Belum merasa cukup pada 1980, di usia 50 tahun, Ciputra mendirikan Grup Ciputra bersama istri dan keempat anaknya yang baru tamat kuliah di luar negeri.

Inovasi, insting dan kemauan melakukan suatu hal yang belum dipikirkan pesaing juga dilakukannya dengan penuh keberanian yang dipertanyakan banyak pengembang lain. Sebut saja saat dia memutuskan untuk melebarkan sayap ke luar negeri.

Sejak 1990 dia melakukan investasi di Singapura dan Hawai melalui Metropolitan Group. Pada 1990 Ciputra Group membangun proyek patungan hotel bintang 5 dan sebuah kota mandiri Ciputra International City di Hanoi, Vietnam sekaligus proyek real estat terbesar di Vietnam.

Keberhasilan itu membuat Ciputra dipercaya untuk membangun kota baru di Kalkuta, India, Kamboja, Malaysia, China, Uni Emirat Arab. Pendek kata bagi Ciputra melalui buku ini berusaha menularkan jurus-jurus kesuksesannya yang disebutnya tak lepas dari berkat karunia Tuhan.


No comments: